Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad saw (Part 3)

Berikut.id – Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad saw (Part 3). Teman, perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw tidaklah mudah karena dalam perjalanannya Kaum Quraisy selalu mengejar dan ingin mencelakai Nabi Muhammad saw.

Mari kita lanjutkan Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah.

 

Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad saw (Part 3)

e. Perjalanan ke Madinah

Sebab-sebab Hijrah Nabi Muhammad saw
 

Setelah berlalu hari ketiga, tepatnya pada hari Senin tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 16 September 622 M. Nabi Muhammad saw. bersama Abu Bakar dijemput oleh Abdullah bin Uraiqiṭ guna mengantar mereka menuju Madinah sambil membawa kedua unta yang dititipkan sebelumnya oleh Abu Bakar.

Sebelum menunggangi salah satu unta yang disiapkan Abu Bakar, Nabi Muhammad saw. bersabda: “Aku tidak menunggangi unta yang bukan milikku.” Abu Bakar berkata: ini hadiah untukmu.” Nabi bersikeras menolak hadiah itu sambil menanyakan berapa harga yang dibayar Abu Bakar untuk membelinya. Karena desakan Nabi Muhammad saw. Abu Bakar menyampaikan harganya dan setuju untuk dibayar beliau.

Ketika itu juga Asma’ putri Abu Bakar datang dengan bawaan bekal perjalanan, namun waktu bekal itu akan digantung di unta, dia tidak punya tali untuk mengikat, lalu dia memotong ikat pinggangnya dengan cermat. Satu potong untuk mengikat bekal dan yang satu digunakan untuk mengikat pinggangnya. Dengan peristiwa ini Asma’ diberi gelar Żāt an-Niṭāqain (pengguna dua ikat pinggang).

Dengan petunjuk dan perlindungan Allah Swt., mereka berangkat menuju Madinah melewati pantai Laut Merah, mengambil rute yang berbeda dengan yang biasa ditempuh oleh kafilah-kafilah yang menuju ke Madinah. Dalam perjalanan ini mereka mengendarai unta sendiri-sendiri, Abu Bakar berboncengan dengan Amir bin Fuhairah.

Baca Juga :  Tahapan-tahapan dalam Metode Ilmiah (Part 2)

Dalam perjalanan mereka berjumpa dengan beberapa orang, antara lain Suraqah. Dia awalnya berniat buruk terhadap Nabi Muhammad saw., tetapi pada akhirnya justru melindungi beliau.

Rombongan Nabi Muhammad saw. terus dalam kehati-hatian ketika bertemu dengan orang. Apabila Abu Bakar ditanya tentang identitas Nabi Muhammad saw. menjawab: “Dia yang menunjuki aku jalan”. Maksud Abu Bakar yang menunjukkan jalan keselamatan dunia akhirat. Sedang penanya memahaminya sebagai penunjuk jalan ke Madinah.

Tulislah intisari cerita!

Nabi Muhammad saw. dan rombongan berangkat ke Madinah melewati laut Merah

 

f. Yaṡrib menjadi Madinah

Pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal 1 H./23 September 622 M. rombongan tiba di Quba. Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar disambut dengan sangat hangat, apalagi setiap hari setelah salat subuh sampai zuhur berhari-hari mereka menantikan kedatangan Nabi Muhammad saw.
Penduduk Madinah yang mendengar tibanya Nabi Muhammad saw. di Quba juga berdatangan menyambut beliau. Nabi Muhammad saw. di Quba tinggal selama empat hari (Senin, Selasa, Rabu dan Kamis). Di tempat itu beliau membangun Masjid Quba.

Hari Jumat beliau bersama Abu Bakar berangkat menuju Madinah diantar oleh keluarga ibu beliau dari Bani Najjar. Sebelum sampai ke Madinah, waktu salat Jumat telah tiba, maka beliau salat di perkampungan Bani Salim bin ‘Auf bersama rombongan yang berjumlah sekitar seratus orang. Lokasi itu dikenal juga dengan nama Wadi (lembah) ar-Ranuna Itulah salat Jumat Nabi yang pertama di Madinah.
Setelah Salat Jumat beliau menuju Yaṡrib yang sejak hari itu berubah namanya menjadi Madīnatur Rasūl yang disingkat dengan al-Madīnah. Juga dinamai Thaibah. Sahabat Nabi Muhammad saw., al-Bara’ bin ‘Azib, yang menyaksikan peristiwa ini berkata: “Aku tidak pernah melihat penduduk Madinah sangat gembira seperti mereka menyambut Rasulullah saw.

Baca Juga :  Jawaban Matematika Halaman 235 Kelas 7

Tulislah intisari cerita!

Nabi Muhammad saw. dan rombongan tiba di Quba, Nabi saw. mendirikan salat Jum’at pertama.

 

Nah teman, seelah bersembunyi di Gua Ṡūr selama beberapa hari, Nabi Muhammad saw dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Madinah melalui Laut Merah. Setelah sampai di Quba, Beliau membangun masjid dan mendirikan salat Jum’at yang pertama.

Semoga bermanfaat..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *