Itam dan U (Part 2)
Itam dan U (Part 2)

Itam dan U (Part 2)

Berikut.id – Itam dan U (Part 2). Teman, sebelumnya kalian sudah membaca cerita Itam dan U sampai dengan Bab 2. Nah sekarang mari kita lanjutkan ceritanya pada Bab 3 dan Bab 4 ya. Selamat membaca.

Itam dan U (Part 2)

BAB 3

Jala Cik Lam dan Smong

“Hei, Itam, di situ kamu rupanya.” Suara Cik Lam memanggil Itam.

“Bagaimana kalau kamu membantu Cik Lam memperbaiki Jala?”

Itam langsung merengut. Dia tidak ingin mendekati jala Cik Lam. Jala mengingatkannya kepada Ayah. Dulu Itam sering membantu Ayah memperbaiki jala. Dan Cik Lam bukan ayahnya!

Cik Lam mulai bekerja sendiri. Seperti biasa, dia mendendangkan lagu kesukaannya.

“… Ede Smong kahanee …”

Syairnya terdengar ganjil, dan iramanya amat mendayu. Itam terhanyut menyimak lantunan lagu itu.

 

Itam dan U (Part 2)
 

 

Itam sejenak terdiam.

“Ba-bagaimana keluarga Cik Lam?” tanya Itam, “apakah mereka selamat?”

“Ayahku selamat, tetapi kakekku tidak.

Begitu pula paman, bibi, dan beberapa sepupuku yang masih kecil. Mereka hilang tersapu ombak. Kami tidak pernah melihat mereka lagi.”

Cik Lam tampak berusaha tetap tersenyum. Itam mengamati Cik Lam yang kini diam terus memperbaiki jala. Perlahan Itam mendekati Cik Lam dan meraih ujung jala. “Aku boleh bantu, Cik Lam?” tanya Itam.

 

BAB 4

Itu Micel?

Itam menggoreskan satu garis lagi di batang pohon U. “Seratus delapan puluh hari,” gumam Itam. Dia tempelkan telinganya ke batang pohon.

 

 

“U, temanku, adakah yang terlihat olehmu dari atas sana?” tanya Itam. “Beri tahu aku, ya, kalau kamu melihat sesuatu?”

“Di mana Ayah dan Ibu saat ini?” Itam bertanya-tanya dalam hati.

Itam mengkhayal, mungkin Ayah pergi melaut ke tempat yang jauh, mencari ikan yang besar. Mungkin Ibu melanjutkan sekolah lagi, seperti yang selalu dia impikan.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Klasifikasi Makhluk Hidup

Sementara, Micel mungkin sedang mengikuti perlombaan gasing tingkat dunia! Dia pasti menang! Itam tersenyum sendiri membayangkan semua itu. Tiba-tiba Itam melihat seorang anak laki-laki berlari melintas. Dia terlihat seperti … Micel!

Anak itu membanting sebuah gasing ke tanah. Itam menahan napas. Itu pasti Micel! Micel sudah pulang! “MICEEEEEL!” Itam berteriak memanggil. Itam berlari menyusul anak itu sampai ke sebuah posko pengungsian. Sekelompok anak bermain gasing.

Seorang anak berseru menyambut anak yang baru datang itu,

“Hasim, ayo bermain bersama kami.”

Kecewa, Itam pun tersadar bahwa anak laki-laki itu bukan Micel.

Sewaktu Itam berbalik hendak pergi, anak-anak itu mulai bertengkar.

“Ayolah, Hasim, biarkan yang lain dapat giliran.”

“Hasim, aku juga ingin main gasing!”

Itam melihat mereka bertengkar. Itam juga melihat sebagian mereka belum pandai memainkan gasing.

“Hmmmm … aku punya ide,” pikir Itam.

 

Nah teman, cerita Itam dan U semakin asyik untuk dibaca kan?

Cerita Itam dan U masih berlanjut pada bab selanjutnya, nantikan ya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *