Titik Balik cinta di balik pagar bab 8

Titik Balik Bab 8 Cinta di Balik Pagar

Malam itu, hujan turun deras mengguyur perumahan padat tempat Novita tinggal. Gemericik air hujan terdengar jelas, memecah keheningan di rumah Novita yang hanya ditemani suara televisi yang menayangkan acara kartun untuk Rania.

Di tengah suasana damai itu, sebuah ketukan terdengar di pintu. Novita mengintip dari balik jendela dan terkejut melihat Dimas berdiri di depan pintunya, basah kuyup tanpa jas hujan.

“Dimas? Kenapa kamu ke sini malam-malam dan hujan-hujanan begini?” tanya Novita sambil membukakan pintu.

Dimas hanya menggeleng dan masuk tanpa menjawab. Ia menggigil kedinginan, dan Novita segera mengambilkan handuk untuknya.

“Ada apa sebenarnya? Kamu kelihatan kacau,” desak Novita dengan nada khawatir.

“Aku nggak tahu harus ke mana lagi,” jawab Dimas dengan suara pelan. “Aku capek, Bu Novita. Capek sama semua ini. Sama ibu yang terus-terusan nggak setuju, sama Pram yang nggak berhenti mendekati kamu, dan sama diriku sendiri karena aku nggak bisa kasih kamu apa-apa kecuali rasa suka yang mungkin nggak ada artinya buat kamu.”

Novita tertegun mendengar luapan emosi Dimas. Ia tidak pernah melihat Dimas sekacau ini sebelumnya. Ia meraih tangan Dimas, menatapnya dalam-dalam, dan berkata, “Dimas, aku nggak pernah berpikir kalau perasaan kamu itu nggak berarti. Tapi aku juga nggak mau kamu menyakiti dirimu sendiri karena situasi ini.”

Dimas menatap balik Novita dengan mata yang penuh harapan sekaligus keputusasaan. “Jadi, apa yang harus aku lakukan, Bu Novita? Aku benar-benar nggak tahu lagi.”

Sebelum Novita bisa menjawab, ketukan lain terdengar di pintu. Kali ini, suara Pram memanggil dari luar.

“Bu Novita, ini saya, Pram. Maaf mengganggu malam-malam begini, tapi saya perlu bicara dengan Anda.”

Novita membeku sejenak, menyadari situasi yang semakin rumit. Ia memandang Dimas, lalu ke arah pintu.

“Aku harus buka pintunya,” bisik Novita pada Dimas.

Dimas mengangguk pelan, meski jelas terlihat ketidaksenangan di wajahnya. Novita membuka pintu dan mendapati Pram berdiri di sana dengan payung di tangan.

“Masuklah, Mas Pram. Hujan terlalu deras untuk bicara di luar,” kata Novita, mencoba terdengar tenang meski hatinya bergejolak.

Pram melangkah masuk, dan suasana di dalam rumah menjadi lebih tegang. Mata Pram langsung tertuju pada Dimas yang duduk di sofa dengan handuk di bahunya.

“Kamu lagi di sini?” tanya Pram dengan nada datar namun penuh arti.

“Memangnya kenapa kalau aku di sini?” balas Dimas dengan nada menantang.

Novita berdiri di antara mereka, mencoba meredakan ketegangan. “Tolong, kalian jangan seperti ini. Aku nggak mau rumahku jadi tempat kalian berdebat.”

Pram menghela napas panjang, lalu berkata, “Bu Novita, saya cuma ingin bilang kalau saya serius. Saya ingin membuktikan kalau saya bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Anda dan Rania. Saya punya pekerjaan yang mapan, dan saya tahu bagaimana membahagiakan Anda.”

Dimas tersenyum miris. “Jadi ini soal uang dan status, ya? Kamu pikir itu cukup untuk membuat Bu Novita bahagia?”

“Cukup!” potong Novita dengan suara tegas. “Aku nggak butuh kalian membuktikan siapa yang lebih baik. Yang aku butuhkan adalah ketenangan, bukan persaingan seperti ini.”

Keduanya terdiam, menatap Novita yang mulai terlihat lelah dengan situasi ini.

“Aku butuh waktu untuk berpikir. Jadi, tolong jangan memaksaku untuk memilih sekarang,” lanjut Novita dengan suara yang bergetar.

Pram dan Dimas saling pandang untuk sesaat sebelum akhirnya mengangguk. Pram pamit lebih dulu, diikuti oleh Dimas yang menatap Novita sejenak sebelum pergi.

Setelah pintu tertutup, Novita duduk di sofa, memandang keluar jendela yang basah oleh hujan. Ia tahu malam itu adalah titik balik. Ia harus segera menentukan langkah, karena ia tidak ingin terus terjebak dalam situasi yang menyakitkan semua pihak.

Titik Balik cinta di balik pagar bab 8

Baca Online gratis Titik Balik Bab 8 Cinta di Balik Pagar

Untuk Bab selanjutnya dan membaca semua novel bisa ke Daftar Isi dan sinopsis Novel Online Gratis Cinta di balik Pagar ( Klik ” Kembali Ke Daftar Isi Cinta di Balik Pagar ” )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *