Restu yang Tertahan Bab 4 Cinta di Balik Pagar

Restu yang Tertahan, Bab 4 Cinta di Balik Pagar

Hubungan antara Novita dan Dimas mulai berkembang secara perlahan. Meski hanya percakapan sederhana, setiap momen yang mereka habiskan bersama semakin mempererat ikatan di antara mereka. Namun, keakraban ini tidak luput dari pengamatan orang lain di perumahan, termasuk Bu Ratih, ibu Dimas.

Pagi itu, Bu Ratih memanggil Dimas ke ruang makan. Tatapan seriusnya membuat Dimas langsung merasa ada sesuatu yang akan dibicarakan.

“Dimas, ibu dengar kamu sering ngobrol sama tetangga baru itu, Bu Novita. Apa itu benar?” tanyanya tanpa basa-basi.

Dimas terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Iya, Bu. Memangnya kenapa?”

Bu Ratih menghela napas panjang. “Kamu tahu kan, dia itu seorang janda. Orang-orang di sini sudah mulai membicarakan hal yang tidak-tidak. Ibu nggak mau kamu terlibat masalah.”

“Bu, Novita itu orang baik. Kalau ada yang ngomongin hal buruk, itu kan karena mereka nggak kenal dia,” balas Dimas dengan nada tenang, meski dalam hatinya ia merasa kesal.

“Tapi tetap saja, Dimas. Kamu masih muda, masa depanmu panjang. Kenapa harus dekat-dekat dengan wanita seperti dia?” Bu Ratih menatap Dimas dengan penuh harap.

Dimas menahan napas. Ia tahu bahwa ini bukan percakapan yang mudah. “Ibu, kenapa ibu langsung menilai dia cuma karena statusnya? Apa salahnya kalau aku berteman dengannya?”

“Berteman?” Bu Ratih mendengus pelan. “Ibu tahu, Dimas. Ini lebih dari sekadar berteman. Kamu serius sama dia?”

Dimas terdiam. Pertanyaan itu menusuk hatinya. Ia tidak bisa menyangkal perasaannya, tetapi ia juga belum siap untuk menyatakannya secara terang-terangan.

Melihat Dimas yang tak menjawab, Bu Ratih melanjutkan, “Ibu nggak setuju, Dimas. Ibu nggak mau kamu ambil jalan yang salah. Banyak perempuan lain di luar sana yang lebih cocok buat kamu.”

Dimas menatap ibunya dengan mata yang mulai memerah. “Bu, apa ibu pernah berpikir kalau kebahagiaan aku ada di tangan aku sendiri? Kenapa ibu nggak coba mengenal Novita dulu sebelum menilai dia?”

Percakapan itu berakhir tanpa solusi. Dimas keluar dari rumah dengan perasaan campur aduk. Ia berjalan tanpa tujuan, mencoba menenangkan pikirannya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Andi yang sedang nongkrong di warung kopi.

“Mas Dimas, kenapa mukanya kusut gitu?” tanya Andi sambil menyeruput kopi panasnya.

Dimas hanya menghela napas. “Masalah keluarga. Nggak penting.”

Andi tertawa kecil. “Masalah pasti penting, Mas. Apalagi kalau udah melibatkan hati.”

Perkataan Andi membuat Dimas tersenyum tipis. “Kamu bener, Ndik. Kadang, hati itu bikin segalanya jadi rumit.”

Sementara itu, Novita mulai merasakan adanya jarak. Dimas yang biasanya menyapa dan mampir sekadar untuk berbincang tiba-tiba menjadi lebih jarang terlihat. Meski ia tidak ingin mengakui, Novita merasa kehilangan kehadiran pemuda itu.

Namun, ia juga sadar bahwa hubungan mereka, apa pun namanya saat ini, tidak akan mudah. Ia tidak ingin menjadi alasan Dimas berselisih dengan keluarganya. Novita hanya bisa berharap, jika memang takdir mempertemukan mereka, maka akan ada jalan untuk mengatasi semua rintangan ini.

Restu yang Tertahan Bab 4 Cinta di Balik Pagar

Baca Online gratis ” Cinta di Balik Pagar ” – Bab 4 ( Restu yang Tertahan  )

Untuk Bab selanjutnya dan membaca semua novel bisa ke Daftar Isi dan sinopsis Novel Online Gratis Cinta di balik Pagar ( Klik ” Kembali Ke Daftar Isi Cinta di Balik Pagar ” )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *