Mengenal Apa Itu DNS, Fungsi dan Cara Kerjanya

berikut.id – Saat mengunjungi sebuah website, kita biasanya menggunakan nama domain (URL) karena lebih mudah bagi kita untuk mengingatnya, sedangkan komputer menggunakan angka (IP address) untuk mengakses website tersebut. DNS berfungsi untuk mengubah URL menjadi angka agar komputer bisa memahami permintaan user untuk mengakses website.

Mengenal Apa Itu DNS

Domain Name Server atau disingkat DNS adalah interaksi antar komputer yang terhubung lewat server dengan saling mengenali IP Address (tanda pengenal). Sistem pada Domain Name Server akan mengubah URL website menjadi IP Address secara ringkas, sehingga pengguna tidak direpotkan untuk mengetik IP Address manual ketika ingin mengunjungi suatu halaman.

Gambarannya, seperti jika Anda ingin mengakses laman Google, tanpa DNS, Anda perlu mengetikkan 172.217.0.142 ke dalam address barDomain Name Server akan mempersingkat dengan hanya mengetikkan alamat Google.com.

Fungsi Domain Name Server

Secara garis besar Domain Name Server memiliki fungsi selayaknya pengertian itu sendiri. Tetapi agar lebih jelas, berikut fungsinya secara rinci:

  • Sebagai penampang data IP berdasarkan nama domain, dengan cara meminta informasi IP Address suatu website.
  • Memudahkan user mengirim email yang terpusat pada satu server, sehingga sangat meningkatkan mobilitas pengguna dimanapun untuk terhubung.
  • Dapat mengatur portal hak akses domain khusus oleh user komputer, sehingga keamanan selalu dipantau.
  • Mengatur laju traffic aktivitas komputer melalui IP Address sebagai identitasnya.
  • Bisa mengatur hak akses informasi atas jaringan beberapa komputer dalam satu server. Jika komputer ingin mengakses informasi, maka secara otomatis Domain Name Server meminta IP Address.

Cara Kerja Domain Name Server

Seperti halnya piramida, jaringan Domain Name Server memiliki sistem serupa. Pusat server terdiri atas server pembantu yang berfungsi sebagai agen komputer dalam lingkup jaringannya. Istilah Domain.com pun termasuk dalam bagian DNS server, fungsinya sebagai agen server yang kemudian dihubungkan pada server utama.

Baca Juga :  Menyembunyikan Status Online Pada WhatsApp

Agen server Authoritative Name Server akan memberikan sinyal dan menyampaikan pesan kepada server pusat. Selanjutnya, server pusat akan menerima pesan dari agen untuk menyebarkan informasi dengan memasukkan nomor IP Address, dengan demikian informasi dapat diakses lebih ringkas.

Tahap mekanisme kerja DNS lebih rinci sebagai berikut:

Domain Name Server Query

DNS Query dimaksudkan untuk meminta informasi perihal IP Address. Pada tahap ini terjadi ketika Anda mengetikkan URL ke dalam address bar. Kemudian, DNS server akan mencari informasi di file hosts. Jika informasi yang sedang dicari tidak ditemukan, maka server berusaha mencari kepingan informasi atau rekam jejak informasi yang tercatat di sistem (cache).

DNS Query merupakan tahap awal, terbagi atas tiga jenis yakni recursive query, iterative query dan non-recursive query. Berikut penjelasan singkatnya:

  • Recursive query: merupakan tahan dimana user memberikan hostname dan perlu jawaban oleh DNS resolver. Terdapat dua kemungkinan jawaban. Pertama, DNS server menyediakan informasi relevan di Root Server/ Authoritative Name Server. Kedua, browser menampilkan pesan error akibat informasi tidak ditemukan.
  • Iterative query: jenis ini user memasukkan hostname, kemudian DNS resolver mencari cache relevan dalam memori. Jika belum berhasil, DNS resolver segera mencari informasi di Root Server dan Authoritative Name Server terdekat dengan DNS zone.
  • Non-recursive query: jenis ini tidak memerlukan pencarian di Root Server/ Authoritative Name Server karena informasi yang dicari telah tersimpan di cache.

Bagian-Bagian DNS

Prinsip dasar cara kerja DNS adalah dengan cara mencocokkan nama komponen URL dengan komponen IP Address. Setiap URL dan IP Address memiliki bagian-bagian yang saling menjelaskan satu dengan yang lain.

Kira-kira prinsip yang sama diterapkan dalam Domain Name Server. Untuk memahaminya lebih dalam, Anda perlu mengetahui bagian-bagian URL yang tersusun dalam hierarki DNS. Sama seperti kode buku perpustakaan, setiap bagiannya menjelaskan bagian domain.

Baca Juga :  Membuat Ruang Tunggu atau Waiting Room pada Zoom

Satu perbedaan kentara ialah kode perpustakaan mulai dari depan. Di sisi lain, kode yang berlaku pada DNS diurutkan dari belakang. Maka dari itu, kita akan runut bagian-bagian DNS ini dari belakang. Berikut penjelasan lengkapnya:

Apa Itu DNS
  • Root-Level Domain merupakan bagian tertinggi dari hirarki DNS. Biasanya ia berwujud tanda titik (.) di bagian paling belakang sebuah URL.
  • Top Level Domain adalah ekstensi yang berada di bagian depan root-level domain. Terdapat dua jenis TLD yang umumnya dipakai. Keduanya, yaitu Generic Top-Level Domain (GTLD) dan Country Code Top Level Domain (CCLTD).

GTLD biasanya menjelaskan sifat institusi dari pemilik web. Katakanlah, website untuk tujuan komersial biasanya memiliki ekstensi .COM. Lalu, .EDU untuk institusi pendidikan dan .GOV untuk lembaga pemerintahan.

Di sisi lain, CCLTD merupakan ekstensi yang menjelaskan asal negara dari pemilik situs. Misalnya, akhiran .ID untuk website Indonesia, .AU untuk Australia, .UK untuk Inggris, dan sebagainya.

  • Second Level Domain ialah nama lain untuk domain itu sendiri. Ia sering digunakan sebagai identitas institusi atau branding. Dalam kasus URL en.wikipedia.org, yang dimaksud SLD adalah wikipedia.
  • Third-Level Domain atau subdomain merupakan bagian dari domain utama yang berdiri sendiri. Apabila domain diibaratkan sebagai rumah, subdomain adalah salah satu  ruang khusus di rumah itu sendiri.
  • Hostname atau bisa disebut juga dengan scheme. Ini merupakan bagian yang mengawali sebuah URL. Bagian ini menunjukkan sebuah fungsi dari sebuah website atau halamannya. Contoh paling banyak digunakan, yaitu HTTPS atau Hypertext Transfer Protocol Secure.

Macam-Macam DNS

Informasi yang diminta user dalam sistem Domain Name Server disebut dengan DNS record. Ada beberapa jenis informasi yang bisa diminta dalam sistem DNS. Berikut adalah 10 DNS record yang paling sering dijumpai:

  • A Record atau Address record ─ menyimpan informasi soal hostname, time to live (TTL), dan IPv4 Address.
  • AAA Record ─ menyimpan informasi hostname dan hubungannya dengan IPv6 address.
  • MX Record ─ merekam server SMTP yang khusus digunakan untuk saling berkirim email di suatu domain.
  • CNAME Record ─ digunakan untuk me-redirect domain atau subdomain ke sebuah IP Address. Lewat fungsi satu ini, Anda tak perlu memperbarui DNS record.
  • NS Record ─ merujuk subdomain pada authoritative name server yang diinginkan. Record ini berguna jika subdomain Anda di web hosting berbeda dengan domain.
  • PTR Record ─ memberikan izin pada DNS resolver untuk menyediakan informasi soal IP Address dan menampilkan hostname (reverse DNS lookup).
  • CERT Record ─ menyimpan sertifikat enkripsi atau sertifikat keamanan.
  • SRV Record ─ menyimpan informasi terkait lokasi komunikasi, semacam Priority, Name, Weight, Port, Points, dan TTL
  • TXT Record ─ membawa dan menyalurkan data yang hanya bisa dibaca oleh mesin.
  • SOA Record ─ bagian yang muncul di awal dokumen DNS zone. Bagian yang sama juga merujuk pada Authoritative Name Server serta informasi lengkap sebuah domain.
Baca Juga :  Review HP Samsung Galaxy Z Flip Performa dan Spesifikasi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *