Hati yang Terpilih Bab 9 Cinta di Balik Pagar

Hati yang Terpilih Bab 9 Cinta di Balik Pagar

Hari itu, langit cerah seolah mengisyaratkan sebuah awal baru. Novita menghabiskan pagi dengan menyiapkan sarapan untuk Rania, tetapi pikirannya melayang jauh. Setelah malam penuh drama itu, ia merasa waktunya telah tiba untuk mengambil keputusan.

Di sore hari, Novita duduk di ruang tamu sambil memandang bingkai foto dirinya bersama Rania. Ia tahu bahwa keputusannya bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga masa depan putrinya. Sebuah panggilan telepon dari ibunya di kampung memperkuat tekadnya.

“Nak, kamu harus pilih yang terbaik, bukan hanya untuk kamu, tapi juga untuk Rania. Hati seorang ibu selalu tahu apa yang benar,” kata ibunya dengan nada lembut.

Novita mengangguk meski ibunya tidak bisa melihat. “Iya, Bu. Saya ngerti.”

Setelah menutup telepon, Novita mengambil napas dalam-dalam dan mengirim pesan kepada Dimas dan Pram untuk bertemu di taman kompleks pada malam harinya. Ini adalah tempat yang cukup netral, jauh dari mata-mata para tetangga.

Malam itu, taman diterangi lampu jalan yang redup. Dimas tiba lebih dulu, tampak gugup tapi mencoba terlihat tenang. Tak lama kemudian, Pram datang dengan gaya percaya diri seperti biasanya. Keduanya saling melirik, tapi tidak ada percakapan.

Novita muncul beberapa menit kemudian, mengenakan pakaian sederhana namun anggun. Dengan langkah mantap, ia menghampiri kedua pria yang kini berdiri di depannya.

“Terima kasih sudah datang,” ucap Novita membuka percakapan. “Aku minta maaf karena telah membuat kalian menunggu jawaban selama ini. Tapi aku harus jujur, aku sudah membuat keputusan.”

Dimas dan Pram sama-sama tegang mendengar kalimat itu. Mereka menatap Novita dengan sorot mata penuh harap.

“Pram,” Novita mulai, menatap pria itu dengan lembut. “Aku sangat menghargai semua perhatianmu selama ini. Kamu adalah pria yang baik, mapan, dan bisa diandalkan. Tapi aku merasa hubungan ini terlalu didasarkan pada apa yang bisa kamu berikan, bukan pada apa yang benar-benar aku butuhkan. Aku minta maaf, tapi aku tidak bisa memilih kamu.”

Pram terdiam, wajahnya menunjukkan kekecewaan meski ia mencoba tersenyum. “Aku mengerti, Bu Novita. Aku hanya ingin kamu bahagia, apapun pilihanmu.”

Novita mengangguk penuh rasa terima kasih sebelum beralih ke Dimas. Mata mereka bertemu, dan Dimas tampak gugup, menunggu kata-kata berikutnya.

“Dimas,” Novita berkata dengan suara lembut. “Kamu mungkin tidak sempurna di mata banyak orang, dan kita tahu hubungan ini akan penuh tantangan. Tapi aku percaya pada ketulusan kamu. Aku percaya pada perasaan yang kamu tunjukkan, bukan hanya untukku, tapi juga untuk Rania. Aku ingin mencoba menjalani ini bersamamu.”

Mata Dimas membesar, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Bu Novita, beneran? Kamu memilih aku?”

Novita tersenyum dan mengangguk. “Iya, Dimas. Aku memilih kamu.”

Dimas melangkah mendekat, menatap Novita dengan sorot mata penuh rasa syukur. “Aku janji nggak akan pernah mengecewakan kamu, Bu Novita. Aku akan melakukan yang terbaik untuk kamu dan Rania.”

Pram yang masih berdiri di sana menghela napas panjang. Ia tahu bahwa perjuangannya telah berakhir, tapi ia juga tidak ingin meninggalkan taman itu dengan perasaan marah.

“Dimas, kamu beruntung,” ujar Pram sambil menepuk bahu pria itu. “Jaga baik-baik Novita. Dia wanita luar biasa.”

“Terima kasih, Mas Pram,” jawab Dimas dengan tulus.

Setelah Pram pergi, Dimas dan Novita berdiri berdua di bawah langit malam. Tangan Dimas perlahan meraih tangan Novita, dan wanita itu tidak menolak. Dalam hati mereka, keputusan ini adalah awal dari perjalanan baru yang penuh tantangan, tetapi juga penuh harapan.

Hati yang Terpilih Bab 9 Cinta di Balik Pagar

Baca Online gratis Hati yang Terpilih Bab 9 Cinta di Balik Pagar

Untuk Bab selanjutnya dan membaca semua novel bisa ke Daftar Isi dan sinopsis Novel Online Gratis Cinta di balik Pagar ( Klik ” Kembali Ke Daftar Isi Cinta di Balik Pagar ” )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *