Hari-hari setelah keputusan Novita tidak berjalan semulus yang ia bayangkan. Meski hatinya sudah mantap memilih Dimas, tantangan baru mulai bermunculan. Tetangga mulai bergunjing, memandang hubungan mereka … Selengkapnya
Hari itu, matahari bersinar cerah, tetapi hati Novita terasa berat. Ia tahu bahwa jalan yang telah ia pilih bersama Dimas penuh dengan risiko. Hubungan mereka yang … Selengkapnya
Hari itu, langit cerah seolah mengisyaratkan sebuah awal baru. Novita menghabiskan pagi dengan menyiapkan sarapan untuk Rania, tetapi pikirannya melayang jauh. Setelah malam penuh drama itu, … Selengkapnya
Malam itu, hujan turun deras mengguyur perumahan padat tempat Novita tinggal. Gemericik air hujan terdengar jelas, memecah keheningan di rumah Novita yang hanya ditemani suara televisi … Selengkapnya
Hari-hari berlalu, tetapi Novita semakin merasa dirinya berada di tengah pusaran yang tak kunjung reda. Perhatian yang ia terima dari Dimas dan Pram mulai terasa membebani, … Selengkapnya
Pagi itu, Novita sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya ketika suara langkah kaki terdengar dari arah gerbang. Ia menoleh dan mendapati Pram berdiri di sana dengan … Selengkapnya
Malam itu, suasana di rumah Novita terasa lebih sunyi dari biasanya. Setelah Rania tidur, Novita duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Namun, pikirannya tidak sepenuhnya … Selengkapnya
Hubungan antara Novita dan Dimas mulai berkembang secara perlahan. Meski hanya percakapan sederhana, setiap momen yang mereka habiskan bersama semakin mempererat ikatan di antara mereka. Namun, … Selengkapnya
Pagi itu, Novita memutuskan untuk pergi ke pasar kecil di ujung perumahan. Dengan kantong kain di tangan, ia berjalan sambil memikirkan daftar belanja. Rania sudah berangkat … Selengkapnya
Pagi di Perumahan Melati Indah selalu diawali dengan suara langkah anak-anak berangkat sekolah, disusul dentingan sendok dari dapur para ibu yang sibuk menyiapkan sarapan. Dari balik … Selengkapnya