Kunci Jawaban Alur dalam Cerita Bola-Bola Waktu
Kunci Jawaban Alur dalam Cerita Bola-Bola Waktu

Kunci Jawaban Alur dalam Cerita Bola-Bola Waktu

Berikut.id – Kunci Jawaban Alur dalam Cerita Bola-Bola Waktu. Teman, pernahkah kalian membaca teks yang menceritakan tentang manusia yang memiliki kekuatan yang tidak dimiliki manusia pada umumnya? Teks tersebut merupakan salah satu contoh dari teks fantasi.

Teks fantasi merupakan cerita yang bersifat khayalan atau imajinatif. Untuk menarik pembaca, biasanya tokoh dalam cerita fantasi dapat memiliki keahlian atau kekuatan tertentu. Tokoh seperti dewa-dewi, raksaksa, makhluk ajaib, manusia dengan kesaktian adalah tokoh dalam cerita fantasi yang tidak ada dalam kehidupan nyata. Cerita fantasi dapat berupa cerita yang mengkhayalkan kejadian pada masa depan. Cerita jenis ini disebut cerita futuristik. Selain cerita jenis ini, ada cerita fantasi tentang khayalan seseorang atau cerita tentang peri. Sekarang bacalah cerita fantasi berikut ini.

 

Kunci Jawaban Alur dalam Cerita Bola-Bola Waktu

Bola-bola Waktu

Oleh Rakhma Subarna

Ivan menendang kerikil di jalan dengan kasar hingga terpelanting berhamburan. Debu mengepul dari kerikil-kerikil itu. Lagi-lagi ia dijadikan bahan tertawaan! Ini semua gara-gara kue basah Ibu! Setiap hari Ivan harus bangun pukul setengah empat pagi dan membantu Ibu membuat aneka kue basah. Ivan juga harus pergi lebih pagi untuk mengantarkan kue-kue itu ke beberapa warung menuju sekolah. Hal yang paling memalukan, Ivan menitipkan kue itu juga di kantin sekolah! Ketika Fiam, anak paling usil di kelasnya tahu, ia segera mengejek Ivan. Dan begitu Fiam memulai, julukan “tukang kue” untuknya pun langsung diikuti teman-teman sekelas.

Seolah belum cukup memalukan, bangun pagi dan rasa lelah bekerja sejak subuh membuat Ivan sering tertidur saat pelajaran.

“Wah, tukang kue mau alih profesi jadi tukang tidur,” ejek Fiam yang memancing tawa sekelas.

Ivan masih menendang kerikil-kerikil itu. “Aku tidak mau lagi!” teriak Ivan dalam hatinya. “Aku tidak mau lagi berjualan kue. Aku ingin menjadi anak SMP yang keren dan dikagumi oleh teman-temanku!”

“Kau yakin?”

Ivan menengok. Seorang pria berkerudung hitam memandangnya. Bibir pria itu tersenyum ramah. Di meja di hadapannya tergeletak aneka bola warna-warni.

Baca Juga :  Menggunakan Majas Personifikasi dalam Teks Perincian

Ivan memandang pria itu sambil mengerutkan alisnya. Apakah dia peramal? tanya Ivan dalam hati.

“Kau ingin melihat apa yang terjadi apabila kau berhenti berjualan kue?”

Ragu-ragu, Ivan mengangguk. Ia lalu mengambil bola merah yang disodorkan pria itu. Seketika, tubuhnya terasa ringan, dunia di sekitarnya berputar.

Ivan terkesiap. Ia terbangun di sebuah kamar yang terasa asing. Dengan heran, ia menatap Nina dan Danu, adiknya. Mengapa mereka tidur di sini? Ivan menatap sekeliling. Kamar itu sempit, pengap, dan terutama sangat berantakan! Barang-barang miliknya tergeletak di mana saja, sementara tumpukan buku koleksi Nina dan mainan Danu memenuhi sudut-sudut kamar.

“Pukul 06.00? Aku terlambat untuk membuat kue!” Ivan segera berdiri dan keluar kamar.

“Kamu sudah bangun, Van?” suara Ibu menyapanya. Mata Ivan membelalak lebar melihat kerut-kerut yang bertambah di wajah Ibu dan kelelahan yang tergambar jelas di sana. “Syukurlah. Ibu pergi dahulu, ya. Jangan lupa, antar adik-adikmu ke sekolah.”

Ivan termangu. Ia menatap sosok Ibu yang membawa kotak-kotak berisi aneka kue basah. Jadi, tampaknya mereka masih berjualan kue basah. Hanya, kali ini, Ibu tidak meminta bantuannya. Akhirnya, Ivan terbebas dari tugasnya! Lalu, di mana Ayah? Biasanya Ayah yang mengantar Ibu untuk pergi berjualan. Ivan memandang ke sekeliling ruangan. Saat itulah Ivan menatap sebuah foto berbingkai hitam di dekat meja makan. Di dalamnya, wajah lelah ayahnya tersenyum ramah.

***

“Van, nanti siang jangan lupa latihan basket, ya. Minggu depan kita lawan SMP Bina Bangsa.”

Ivan hanya mengangguk lesu. Sekarang ia tahu, ia berada di tahun 2022. Tidak ada lagi teman-teman sekelas yang mengejeknya. Malah bisa dikatakan, ia memiliki cukup banyak teman. Nilai-nilainya bukan yang terbaik, tetapi bukan pula yang paling jelek. Ia berhasil masuk tim basket selama dua tahun berturut-turut.

Semua tampak sempurna. Namun, mengapa Ivan menyesal berada di tahun ini? Tadi pagi ia mengetahui bahwa ayahnya tidak lagi bersama mereka. Ayah meninggal karena sakit. Kata Ibu, Ayah sering mengabaikan sakit yang dideritanya dan berkeras membantu Ibu. Ayah bahkan menolak tawaran Ibu untuk membayar seorang pekerja. Ayah ingin hasil penjualan kue ditabung untuk biaya kuliah Ivan nanti.

Baca Juga :  Macam-Macam Perpindahan Kalor

“Hai, Van! Apakah Ibumu sudah sembuh? Mamaku ingin pesan kue basah untuk arisan, tetapi Ibumu bilang ia sedang tidak enak badan.” Perkataan Hario menyadarkan Ivan lagi dari lamunannya. Ivan menunduk. Ia teringat wajah menua dan lelah ibunya tadi pagi, bahkan

Ibunya tidak mengatakan kepadanya bahwa ia sedang sakit.

Ivan menelengkupkan kepala di atas meja. Andai saja penyesalan bisa memutar kembali waktu, ia lebih memilih membantu kedua orang tuanya berjualan kue. Matanya terasa panas. Kepalanya terasa berputar. Ivan mengerjap.

“Van, kamu nggak apa-apa, Van?” suara Hario terdengar cemas dan makin jauh. Lalu segalanya gelap.

***

Seseorang mengguncang tubuhnya lembut. “Ivan, bangun, Nak.”

Ivan memicingkan mata. Ia mengenal suara tegas tetapi lembut itu.

“Ayah! Syukurlah!” Ivan segera tersadar dan memeluk ayahnya erat.

“Wah, wah, wah …! Tadi kamu mimpi buruk, ya?”

Pagi masih gelap saat Ivan melihat ke luar jendela. Ivan tahu ia harus bangun lebih pagi karena mereka mendapat pesanan kue untuk acara pernikahan dan rapat di kantor RW. Memikirkan pesanan kue itu, Ivan melompat dari tempat tidur dengan penuh semangat.

“Ayah, Ibu, tahu nggak? Kue-kue basah buatan Ibu ini banyak yang suka, loh!” cerita Ivan.

Untuk sesaat, Ayah dan Ibu saling memandang dan menyimpan senyum geli. Mungkin mereka heran melihat Ivan yang tak lagi menggerutu dan malas-malasan saat membantu.

“Eih, aku serius loh ini,” tambah Ivan lagi melihat reaksi kedua orang tuanya.

Ayah tergelak. Ia mengusap kepala Ivan dengan lembut, “Tentu saja kami tahu, ini kan resep warisan turun-temurun!”

Tepat pukul 05.00, kue-kue basah nan cantik telah siap. Harum manis kue memenuhi rumah. Meski lelah, Ivan merasa bangga melihat kue-kue yang baru ditatanya. Rasanya ia makin mahir menata kue-kue ini.

Baca Juga :  Kunci Jawaban IPA Halaman 41 Kelas 10

“Van, tolong masukkan setiap jenis ke dalam kotak untuk pesanan kawinan dan Pak RW, ya. Biar Ayah yang menyiapkan untuk dibawa ke pasar. Ibu mau membuat sarapan dahulu sebelum adik-adikmu bangun,” kata Ibu.

Ivan mengangguk. Saat memasukkan kue-kue ke dalam setiap kotak, sebuah ide melintas dalam benaknya. Masih ada 30 menit sebelum ia harus bersiap ke sekolah. Ivan mengambil selembar kertas, lalu segera menggambar sebuah kotak berisi aneka kue cantik.

“Camilan Cantik Akhir Minggu,” begitu Ivan memberi judul gambar tersebut. Di bagian bawah gambar, Ivan menulis, “Untuk pemesanan, hubungi Ivan – kelas VII B.”

Kunci Jawaban Alur dalam Cerita Bola-Bola Waktu

 

Kemudian, jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Siapakah nama tokoh cerita Bola-Bola Waktu?

Nama tokoh dalam cerita Bola-Bola Waktu adalah Ivan

 

2. Apa yang diinginkannya di awal cerita?

Yang diinginkan di awal cerita adalah menjadi anak SMP yang dikagumi teman-temannya

 

3. Bagaimana ia memenuhi keinginannya itu?

Untuk memenyhi keinginannya, Ivan mengambil bola yang ditawarkan peramal dan pergi ke masa depan

 

4. Mengapa ia merasa sedih ketika akhirnya keinginannya itu tercapai?

Ivan merasa sedih karena pada saat keinginannya tercapai

a. ayahnya sudah meninggal

b. ibunya terlihat tua dan lelah, dan

c. ibu bekerja sendirian, karena ayah telah meninggal

 

5. Apa yang akhirnya ia lakukan?

Yang akhirnya dilakukan Ivan adalah

a. lebih rajin membantu berjualan kue

b. ikut berjualan kue di sekolah, dan tidak malu lagi

 

6. Menurut kalian, bagaimana perasaannya di akhir cerita?

Perasaan Ivan diakhir cerita:

a. Bahagia karena bisa membantu kedua orang tuanya

b. Bangga karena kuenya laris manis

 

Nah teman, itulah kunci jawaban Alur dalam Cerita Bola-Bola Waktu.

Semoga bermanfaat..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *